WELCOME TO BUDDHISM NETWORK Buddhism Network: September 2011

Senin, 26 September 2011

Tidak Perlunya Pembatasan Sekte

Oleh, Yogi Gunawaro
27 September 2011

Namo Buddhaya,
Salam sahabat Buddhis.

Hai sahabat Buddhis, pasti kalian bingung kenapa dan mengapa judul ini yang diangkat oleh BN, hal ini menyangkut kejadian yang paling sering terjadi disekitar kita. Pernahkan kalian mendapatkan pertanyaan mengenai, "Kamu Buddhis? Sekte apa? Vihara diamana?", pertanyaan seperti itu sudah biasa kita dengar didalam kalangan Buddhit, hal itu membuktikan bahwa Kehidupan beragama memang dibatasi oleh sekat-sekat tertentu, bahkan didalam Agama itu sendiri.

Banyak dari kita beranggapan "beda sekte ya beda pemahaman", sebenarnya pemahaman itu sama, hanya yang berbeda adalah cara penyampaiannya, tatacaranya dan kebiasaan yang dilakukan. Buddhis bukanlah bagaimana dan seperti apa sekte yang kita ikuti, tapi bagaimana kita berjalan dengan benar, mengikuti ajaran dan mempraktikannya dengan baik.

Terkadang orang berpindah Vihara dengan Aliran yang berbedapun menjadi keanehan dan ketidak wajaran, bahkan menjadi topik pembicaraan oleh orang-orang sekitar, "Bukankah berpindah vihara tidak masalah? selagi di jalan Dhamma?", ya berpindah Vihara tidak masalah, jelas lah Dhamma yang kita pelajari dan kita dengar, bahkan dalam Buddhisme berpindah agama pun bukan sebuah larangan, sesuai dengan Undang-undang Dasar Negara yang kita miliki, "Seseorang Berhak memilih dan menentukan AGMANYA masing-masing."

So, buat apa kita membataskan diri kita dengan Agama kita sendiri, bahkan didalamnya. Dan bukalah wawasan kita untuk membuka tembok pembatas itu.

Mungkin postingan ini hanyalah berisi kata-kata yang biasa, namun semoga bisa membuat wawasan kita jauh lebih terbuka luas.

Semoga Semua Makhluk Berbahagia.
Sadhu...Sadhu....Sadhu....

Selasa, 20 September 2011

Penemuan Rupang Buddha di Kirgizstan


18 September 2011
Bishkek, Kirgizstan – Bulan Juli lalu, para arkeolog di Kirgizstan telah menemukan sebuah rupang Buddha masif di perbukitan di luar ibu kota Bishkek.
Sebuah tim arkeolog bekerja di sebuah situs penggalian di Krasnaya Rechka, 35 km di luar ibu kota, telah menemukan sebuah rupang Buddha setinggi 1,5 meter.
Para arkeolog dari Akademi Sains Kirgizstan, bekerja sama dengan kolega dari Museum Hermitage di St Petersburg, Rusia, melakukan penggalian di sebuah rangkaian bidang tanah yang mereka percaya menutupi sisa-sisa peninggalan dari sebuah kompleks vihara.
Penemuan Rupang Buddha di Kirgizstan“Patung ini setinggi dua ukuran manusia. Jika kita dapat meluruskan dan meletakkannya secara vertikal, tingginya mungkin dapat mencapai sekitar empat meter. Karena patung ini dalam posisi duduk, maka tingginya sekitar satu setengah sampai dua meter,” kata Valery Kolchenko, seorang arkeolog dari Akademi Nasional Sains Kirgizstan, seperti yang dilansir oleh 3news (18/7).
Penemuan Rupang Buddha di Kirgizstan. Sbr: 3news.co.nz
Para arkeolog mempercayai bahwa rupang tersebut berasal dari rentang waktu antara abad ke-8 sampai ke-10, meskipun demikian tes lebih lanjut terhadap rupang tersebut perlu dilakukan untuk memastikan usia yang tepat.
Penemuan peninggalan-peninggalan Buddhis di daerah pegunungan Kirgizstan merupakan hal yang langka. Kebudayaan Buddhis pra-Islam telah terdokumentasikan dengan baik di wilayah jauh selatan Tajikistan, namun sangat tidak biasa berada di wilayah utara daerah tetangga, Kirgizstan.
Masyarakat setempat sudah terbiasa dengan penggalian tersebut, dan mengetahui benar bahwa lading pertanian mereka berada di daerah yang kaya akan arkeologi.
Pada awal penggalian di situs yang sama dekat desa Krasnaya Rechka, para arkeolog menemukan peninggalan-peninggalan sebuah vihara, benteng, kompleks istana Karakhanid dan pemakaman Buddhis dan Kristen awal.

Sumber : http://berita.bhagavant.com/2011/09/18/penemuan-rupang-buddha-di-kirgizstan.html

Senin, 19 September 2011

Pusat Kebudayaan Buddhis Vietnam Diresmikan



Vietnam, Bhagavant.com --
Dengan dihadiri oleh ratusan umat Buddha dan komunitas Sangha dari propinsi Binh Duong, Vietnam Selatan, sebuah Pusat Kebudayaan Buddhis dan juga sebuah rupang Buddha Sakyamuni Parinirvana diresmikan pada Selasa (30/3).

Membuka upacara peresmian, Y.M. Thich Hue Thong, Wakil Ketua Dewan Asosiasi Buddhis propinsi Binh Duong mengatakan bahwa bangunan Pusat Kebudayaan tersebut berada di kompleks Pagoda Hoi Khanh seluas 3.200 meter persegi dari total area 13.000 meter persegi. Di atas bangunan terdapat rupang Buddha Sakyamuni Parinirvana yang memiliki panjang 52 meter dan tinggi 24 meter.

Bangunan tersebut memiliki 4 buah ruangan yang memiliki fungsi beragam. Aula A untuk tempat belajar para bhiksu, ruang konferensi, ruang rapat dengan kapasitas 500 orang tamu, Aula B (400 m2) sebagai tempat kegiatan pertemuan, penerimaan Badan Eksekutif Asosiasi Buddhis Propinsi dengan kapasitas lebih dari 200 orang, Aula C untuk perpustakaan dan kantor dewan pengelola Pusat Kebudayaan Buddhis. Aula sisanya digunakan sebagai tempat studi para bhiksu.

Pusat Kebudayaan Buddhis yang berlokasi di desa Thu Dau Mot tersebut didirikan dengan menghabiskan biaya 20 milyar Dolar Vietnam. Dan rupang Buddha Sakyamuni Parinirvana masuk dalam Buku Rekor Vietnam sebagai rupang terpanjang di negara terebut.

Pagoda Hoi Khanh sendiri dibangun pada tahun 1741. Pada tahun 1860 pagoda tersebut dihancurkan lebur oleh kolonial Perancis, dan bagunan pagoda baru dibangun kembali pada tahun 1868 di dekat tempat pagoda yang lama. Dan mengalami perbaikan pada tahun 1990-1992.

Sumber : http://bhagavant.com/home.php?link=news&n_id=217

75 SEKKHIYA (Peraturan Latihan)

oleh : Upa. Gunawaro.s

Bab. I Berkenaan dengan mengenakan jubah terdapat 26 peraturan:
1.       Saya akan mengenakan jubah dalam secara rapi; ini latihan untuk dilaksanakan
2.       Saya akan mengenakan jubah luar secara rapi; ini latihan untuk dilaksanakan
3.       Saya akan pergi ke tempat umum dengan jubah tertutup rapi; ini latihan untuk dilaksanakan
4.       Saya akan duduk di tempat umum dengan juba tertutup rapi; ini latihan untuk dilaksanakan
5.       Saya akan ke tempat umum dengan penuh pengendalian diri; ini latihan untuk dilaksanakan
6.       Saya akan duduk di tempat umum dengan penuh pengendalian diri; ini latihan untuk dilaksanakan
7.       Saya akan pergi ke tempat umum dengan mata memandang ke bawah; ini latihan untuk dilaksanakan
8.       Saya akan duduk di tempat umum dengan mata memandang ke bawah; ini latihan untuk dilaksanakan
9.       Saya tidak akan pergi ke tempat umum dengan jubah tersingsing ke atas; ini latihan untuk dilaksanakan
10.   Saya tidak akan duduk di tempat umum dengan jubah tersingsing ke atas; ini latihan untuk dilaksanakan
11.   Saya tidak akan pergi ketempat umum dengan tertawa keras-keras; ini latihan untuk dilaksanakan
12.   Saya tidak akan duduk di tempat umum dengan tertawa keras-keras; ini latihan untuk dilaksanakan
13.   Saya akan pergi ke tempat umum dengan tenang; ini latihan untuk dilaksanakan
14.   Saya akan duduk di tempat umum dengan tenang; ini latihan untuk dilaksanakan
15.   Saya tidak akan pergi ke tempat umum dengan menggoyang-goyangkan badan; ini latihan untuk dilaksanakan
16.   Saya tidak akan duduk di tempat umum dengan menggoyang-goyangkan badan; ini latihan untuk dilaksanakan
17.   Saya tidak akan pergi ke tempat umum dengan menggoyang-goyangkan lengan; ini latihan untuk dilaksanakan
18.   Saya tidak akan duduk di tempat umum dengan menggoyang-goyangkan lengan; ini latihan untuk dilaksanakan
19.   Saya tidak akan pergi ke tempat umum dengan menggoyang-goyangkan kepala; ini latihan untuk dilaksanakan
20.   Saya tidak akan duduk di tempat umum dengan menggoyang-goyangkan kepala; ini latihan untuk dilaksanakan
21.   Saya tidak akan pergi ke tempat umum dengan bertolak pinggang; ini latihan untuk dilaksanakan
22.   Saya tidak akan duduk di tempat umum dengan bertolak pinggang; ini latihan untuk dilaksanakan
23.   Saya tidak akan pergi ke tempat umum dengan kepala tertutup; ini latihan untuk dilaksanakan
24.   Saya tidak akan duduk di tempat umum dengan kepala tertutup; ini latihan untuk dilaksanakan
25.   Saya tidak akan pergi ke tempat umum dengan berjalan berjingkat-jingkat; ini latihan untuk dilaksanakan
26.   Saya tidak akan duduk di tempat umum dengan merangkul lutut; ini latihan untuk dilaksanakan
Itulah 26 Peraturan tentang tingkahlaku yang baik