WELCOME TO BUDDHISM NETWORK Buddhism Network: SEJARAH TAHUN BARU IMLEK

Kamis, 10 Februari 2011

SEJARAH TAHUN BARU IMLEK


Namo Buddhaya,
Salam sahabat Buddhis,


Imlek???
Kenapa imlek berkaitan erat dengan Agama Buddha???
*Sebagian besar Pemeluk Agama Buddha adalah masyarakat Keturunan, jadi tidaklah bisa diungkiri, bahwa imlek selalu berhubungan dengan Agama Buddha.
Tapi bagai mana asal-usul dari peringatan Tahun Baru Imlek (Sin-Cia)? mari kita lihat.


           UNTUK memahami sesuatu hal, termasuk Tahun Baru Imlek, tidak boleh mengabaikan latar belakang sejarahnya. Jika memperoleh pemahaman yang hanya sepotong atau sepihak, tidak akan bermanfaat berdasarkan kebenaran. Tahun Baru Imlek atau Sin-Cia tidak terlepas dari sejarah kalender Imlek.
Tahun Baru Imlek. (Sin Cia) adalah awal atau hailhan pertama dalam Kalenden Imlek— sebuah sistem kalender warisan agama dan budaya Tionghoa yang sudah ada sejak 4700-an tahun yang lalu, yang dirintis oleh Fu Xi atau Ho-Hi (2852 – 2736 SM), seorang tokoh legendaris penegak bangsa Hoa-Xia (Tionghoa).
Kalender ini disempurnakan dan dinyatakan sebagai hasil cipta karya Raja Agung Huang-Di (Oey-Tee) atau yang dikenal sebagai Kaisar Agung (2696 – 2598 SM). Ia adalah salah seorang peletak dasar akar budaya Tionghoa atau “Bapak’ orang Tionghoa yang juga merupakan salah satu Raja Suci atau Nabi Purna agama Ru (Ru-Jiao/Ji-Kauw) yang di Indonesia lebih dikenal dengan agama Khonghucu atau Konfysinisme (Kong-Jiao/Khong-Kauw).
Kalender tersebut dinamai Kary Huang-Di-Lifa, herdasarkan metode perhitungan perpaduan atau gabungan antara kalender sistem lunar atau bulan (Komariah) dan kalender sistem solar atau matahani (masehi). Kalender ini juga dikenal sebagai kalender sistem Lunisolar (YinYangli/Im-Yang-Lek atau Kalender Implek (Yin-Li).
Kalender Karya Huang-Di tensebut digunakan pertama kali oleh Xia-Yu atau Da-Yu, pendiri dinasti pertama Tiongkok, yaitu Dinasti Xia/He (2205-1766 SM), sebagai kalender resmi dinasti dengan disebut Kalender Dinasti Xia/He. Dari situ, ditetapkanlah tahun barunya tanggal 1 bulan 1 Imlek (Cia-Gwee-Ce-It) yang jatuh pada awal musim semi yang dikenal Tahun Baru Musim Semi (Chun-Jie) dan di Indonesia disebut Tahun Baru Imlek (Sin-Cia).
Namun setelah Dinasti Xia berakhir dan digantikan oleh Dinasti Shang (1766-1122 SM), dibuat kalender baru yaitu Kalender Dinasti Shang. – Tahun barunya dimajukan satu bulan, tanggal 1 bulan 12 Imlek (Cap-Ji-Gwee-Ce-It) jatuh pada akhir musim dingin. Kemudian Dinasti Shang runtuh, diganti oleh Dinasti Zhou (1122-255 SM), oleh Wen-Wang (Bun-Ong), pendiri dinasti Zhou yang juga merupakan salah satu raja suci atau nabi purba agama Ru (Ru-Jiao/Ji-Kauw).
          Pada masa itu, kembali dibuat kalender dinasti Zhou. Tahun barunya dimajukan lagi satu bulan, persis jatuh pada saat puncak musim dingin tanggal 22 Desember Masehi. Ketika letak matahari di atas garis 23,5 derajat lintang selatan, yang disebut dari sembahyangan Dong Zhi (Tang-Cik), sebagai melambangkan kemuliaan, kebesaran dan kasih Tuhan kepada umat manusia atau Hari Genta Rohani.
Pada masa hidup Nabi Khongcu (Confucius) zaman Chung-Ciu 551-479 SM, Nabi Khongcu melihat bahwa Kalender Dinasti Zhou sangat tidak cocok bagi rakyat yang mayoritas hidup dari pertanian, dan menganjurkan kembali memakai kalender Dinasti Xia. Itu karena tahun barunya jatuh pada awal musim semi, sangat baik untuk dijadikan pedoman mulai bercocok tanam.


         Namun, tutur nasihat bijak Nabi Khongcu tidak dilaksanakan. Bahkan setelah Dinasti Zhou runtuh, dan digantikan oleh Dinasti Qin (255- 202 SM), kembali dibuat kalender Dinasti Qin, dan tahun barunya dimajukan lebih awal satu bulan, jatuh tanggal 1 bulan 10 Imlek (Cap Gwee-Ce-It). Sehingga, pada masa itu rakyat harus menunggu satu sampai tiga bulan baru bisa mulai bercocok tanam.
Dinasti Qin digantikan Dinasti Han (202 SM-206 SM) pada zaman Kaisar Han Wudi (Han-Butee, 140-86: SM), tahun 104 SM. Tutur: nasihat bijak Nabi Khongcu direalisasikan dengan kembali digunakan kalender Dinasti Xia sebagai kalender resmi negara.
           Sesuai petikan ayat suci Kitab Sabda-Suci (Lun-Yu): Bab XV-12:1 dan 2, Gan-Yan murid Nabi Khongcu bertanya, “Bagaimanakah mengatur pemerintahan?” Nabi Khongcu bersabda, “Pakailah kembali kalender Dinasti Xia”. Sebagai penghormatan kepada Nabi Khongcu, oleh:
kaisar Han-Wudi, ajaran Nabi Khongcu ditetapkan sebagai agama negara, bahkan tahun kelahiran Nabi Khongcu (551 SM) ditetapkan sebagai tahun pertama kalender Imlek.
Itulah sebabnya kalender Imlek berjarak 551 tahun dibanding dengan kalender – Masehi. Jika sekarang kalender Masehi bertahun 2010, maka kalender Imlek bertahun 551 + 2010 = 2561 Imlek. Namun jika dihitung sejak pertama kali kalender Imlek digunakan pada zaman Dinasti Xia, tahun 2205 SM, maka usia kalender Imlek adalah 2205 + 2010 = 4215 Imlek.
             Dari paparan sejarah ini, – menjadi jelas bahwa Tahun Baru Imlek (Sin Cia) tidak terlepas dari aspek spiritual religius para raja suci atau nabi purba agama Ru (Ru-Jiao/JiRauw) yang sangat mulia dan bijaksana. Memang tak dipungkiri bahwa kalender Imlek sudah ada jauh sebelum Nabi Khongcu dilahirkan. Namun melalui Nabi Khongcu lah kalender Imlek sekarang mempunyai ketetapan tahun Imlek 2561 — dihitung sejak tahun kelahiran Nabi Khongcu, 551 + 2010 = 2561 Imlek.
             Tahun Baru Imlek sudah ditetapkan sebagai Hari Libur Nasional. Namun bagi umat Konfusianitas, Tahun Baru Imlek memiliki makna khusus yang dirayakan secara: keagamaan. Mimbar agama Khonghucu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar