WELCOME TO BUDDHISM NETWORK Buddhism Network: SEPUTAR PENGGUNAAN AKSARA PALI

Rabu, 09 Februari 2011

SEPUTAR PENGGUNAAN AKSARA PALI



Oleh, Yogi Gunawaro
Sumber Paritta Suci Yayasan Sangha Theravada Indonesia

* Aksara Hidup atau Vokal

Aksara hidup atau vocal dalam Bahasa Pãli berjumlah 8 buah, yang menurut panjang pendeknya di bedakan menjadi dua,

-Vokal Pendek  : a,i,u.
-Vokal Panjang  : ã,ī,ū,e,o.

Pelafalan vokal pendek dan panjang dalam bahasa pãli bisa diperbandingkan dengan pendek panjangnya vokal di atas.

*Aksara Mati atau Konsonan

Aksara mati dalam bahasa pãli berjumlah 33 buah, yakni:
K   kh  g  gh    c  ch  j  jh  ň
  h    h  ņ  t  th  d  dh  n
p  ph  b  bh  m
y  r  l  v  s  h  ļ  
  • ·        konsonan: kh, gh, ch, jh, ṭh, ḑh, th, dh, ph, adalah suatu konsonan tunggal, bukan dua konsonan terpisah. Pelafalannya dibuat lebih kasar daripada pelafalan konsonan yang sama di atas tanpa diikuti h.
    ·         Konsonan yang bertanda titik bawah, yakni: ṭ, ṭh, ḑ, ḑh, ņ dan ļ ber-artikulasi di daerah depan lidah (daerah di antara tengah dan ujung lidah). Pelafalannya menyentuhkan daerah depan lidah tersebut ke daerah depan langit-langit (daerah antara tengah langit-langit dan pangkal gigi atas).
    ·         Contoh: Kuthuk (kuṭuk) yang berarti anak ayam dalam bahasa jawa berbeda dengan kutuk yang berarti serapah
    ·         Konsonan t, th, d, dh dan n kelimanya ber-artikulasi di ujung lidah. Pelafalannya dengan menyentuhkan ujung lidah tersebut ke daerah gigi depan. Contoh: pembunyian kata Wedi yang berarti takut berbeda dengan kata Wedhi (weḑi) yang berarti pasir; keduanya dalam bahasa jawa.
    ·         Aksara ṅ dan ṁ, terlafalkan ng; dan ṅg terlafalkan ngg. Contoh: Saṅkhãrã dibaca: Sang-khã-rã. Sukhaṁ: dibaca Su-khang. Ãnguttara: dibaca ang-gut-ta-ra.
    ·         Aksara ň terhafalkan ny; dan ňň terlafalkan nny. Contoh: Ňãņa dibaca: nyã-ņa.Paňňã dibaca: pan-nyã.
    ·         Konsonan h yang terletak setelah konsonan lain dilafalkan bersamaan dengan konsonan tersebut. Contoh: Mayhaṁ dibaca may-(y)haṁ; tumhaṁ dibaca tum-(m)haṁ, dsb.
    ·         Konsonan v dilafalkan seperti konsonan w, bukan f.
    ·         Pada satu suku kata berkonsonan akhir, aksara akhir tetap diusahakan dilafalkan. Contoh: Buddhaṁ dibaca: Bud-dhang bukan bu-dhang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar